Minggu, 15 Desember 2013

Puisi

Taukah kalian apa itu puisi??
Puisi merupakan ungkapan perasaan atau pikiran yang dirangkai menjadi suatu bentuk tulisan yang mengandung makna.

Contoh puisi:

Ibu


Ibu…
Engkau bagaikan malaikatku
Engkau sangatlah berjasa dalam hidupku
Engaulah pahlawnku.
Engkau selalu melindungiku
Ibu…
Selama sembilan bulan
Engkau mengandungku
Engkau melahirkanku
Dengan penuh susah payah
Ibu…
Dengan penuh kasih sayang
kau merawatku,dan menjagaku
Jasamu akan aku ingat selalu
Tak mungkin ku melupakanmu ibu.



Ayah


Ayah..
Beribu kasih sayang t’lah kau berikan
Beribu nasihat t’lah kau ungkapkan
Ayah..
Maafkan aku atas segala kata-kataku
Maafkan aku atas segala sikap ku
Maafkan aku karna aku telah mengecewakanmu
Ayah..
Engkau sungguh baik
Engkau sangat berjasa dalam keluarga
Engkau membanting tulang hanya untuk ibu dan aku
Engkau bersusah payah mendidikku, supaya au menjadi orang yang sukses
Ayah..
Suatu saat nanti aku akan menjadi sepertimu
Aku berjanji untuk menyayangimu
Aku berjanji untuk menjagamu
Aku berjanji untuk merawatmu
Sampai akhir hidupku…



Kau Pahlawanku


Kau yang mendidik ku

Kau yang membekali ku ilmu
Dengan tulus dan sabar 
Senyummu memberikan semangat untukku
Menyongsong masa depan yang lebih baik
Setitik peluhmu
Menandakan sebuah perjuangan yang sangat besar
Terima kasih Guru


Engkau adalah Pahlawan tanpa tanda jasa

Perjuanganmu sangat berarti bagiku
Tanpamu ku tak akan tahu tentang dunia ini
Akan selalu ku panjatkan doa untukmu
Terimakasih Guruku

Jumat, 13 Desember 2013

Oki dan Nirmala





Pantun...



Pantun adalah salah satu bentuk puisi lama yang sangat luas dikenal dalam bahasa-bahasa Nusantara. Pantun sendiri berasal dari kata "patuntun" yang diambil dari bahasa Minangkabau.



Pantun juga dapat menjadi sebuah opsi penyampaian sesuatu, bisa berupa opini, teguran, atau seruhan dengan penggunaan gaya bahasa yang enak untuk didengar.


contoh pantun:

pantun jenaka

ikan gabus di rawa-rawa

ikan belut nyangkut di jaring

perutku sakit menahan tawa
gigi palsu loncat ke piring

pantun nasehat

Ke hulu membuat pagar
Jangan terpotong batang durian
Cari guru tempat belajar
Supaya jangan sesal kemudian

Anak ayam turun sembilan
Mati satu tinggal delapan
Ilmu boleh sedikit ketinggalan
Tapi jangan sampai putus harapan

Cerita Rakyat Malin Kundang



Cerita rakyat adalah cerita yang berkembang disetiap daerah dan menceritakan asal usul atau legenda yang terjadi disuatu daerah; cerita yang berasal dari masyarakat dan berkembang dalam masyarakat. Cerita rakyat merupakan bagian dari dongeng. 

Taukah kalian tentang cerita Malin Kundang?? Nah, kalau kalian belum tau silahkan baca cerita Malin Kudang ini. Selamat membaca ya :-)  

Pada suatu hari, hiduplah sebuah keluarga di pesisir pantai wilayah Sumatra. Keluarga itu mempunyai seorang anak yang diberi nama Malin Kundang. Karena kondisi keluarga mereka sangat memprihatinkan, maka ayah malin memutuskan untuk pergi ke negeri seberang.


Besar harapan malin dan ibunya, suatu hari nanti ayahnya pulang dengan membawa uang banyak yang nantinya dapat untuk membeli keperluan sehari-hari. Setelah berbulan-bulan lamanya ternyata ayah malin tidak kunjung datang, dan akhirnya pupuslah harapan Malin Kundang dan ibunya.


Setelah Malin Kundang beranjak dewasa, ia berpikir untuk mencari nafkah di negeri seberang dengan harapan nantinya ketika kembali ke kampung halaman, ia sudah menjadi seorang yang kaya raya. Akhirnya Malin Kundang ikut berlayar bersama dengan seorang nahkoda kapal dagang di kampung halamannya yang sudah sukses.


Selama berada di kapal, Malin Kundang banyak belajar tentang ilmu pelayaran pada anak buah kapal yang sudah berpengalaman. Malin belajar dengan tekun tentang perkapalan pada teman-temannya yang lebih berpengalaman, dan akhirnya dia sangat mahir dalam hal perkapalan.


Banyak pulau sudah dikunjunginya, sampai dengan suatu hari di tengah perjalanan, tiba-tiba kapal yang dinaiki Malin Kundang di serang oleh bajak laut. Semua barang dagangan para pedagang yang berada di kapal dirampas oleh bajak laut. Bahkan sebagian besar awak kapal dan orang yang berada di kapal tersebut dibunuh oleh para bajak laut. Malin Kundang sangat beruntung dirinya tidak dibunuh oleh para bajak laut, karena ketika peristiwa itu terjadi, Malin segera bersembunyi di sebuah ruang kecil yang tertutup oleh kayu.


Malin Kundang terkatung-katung ditengah laut, hingga akhirnya kapal yang ditumpanginya terdampar di sebuah pantai. Dengan sisa tenaga yang ada, Malin Kundang berjalan menuju ke desa yang terdekat dari pantai. Sesampainya di desa tersebut, Malin Kundang ditolong oleh masyarakat di desa tersebut setelah sebelumnya menceritakan kejadian yang menimpanya. Desa tempat Malin terdampar adalah desa yang sangat subur. Dengan keuletan dan kegigihannya dalam bekerja, Malin lama kelamaan berhasil menjadi seorang yang kaya raya. Ia memiliki banyak kapal dagang dengan anak buah yang jumlahnya lebih dari 100 orang. Setelah menjadi kaya raya, Malin Kundang mempersunting seorang gadis untuk menjadi istrinya.


Setelah beberapa lama menikah, Malin dan istrinya melakukan pelayaran dengan kapal yang besar dan indah disertai anak buah kapal serta pengawalnya yang banyak. Ibu Malin Kundang yang setiap hari menunggui anaknya, melihat kapal yang sangat indah itu, masuk ke pelabuhan. Ia melihat ada dua orang yang sedang berdiri di atas geladak kapal. Ia yakin kalau yang sedang berdiri itu adalah anaknya Malin Kundang beserta istrinya.


Malin Kundang pun turun dari kapal. Ia disambut oleh ibunya. Setelah cukup dekat, ibunya melihat belas luka dilengan kanan orang tersebut, semakin yakinlah ibunya bahwa yang ia dekati adalah Malin Kundang. "Malin Kundang, anakku, mengapa kau pergi begitu lama tanpa mengirimkan kabar?", katanya sambil memeluk Malin Kundang. Tetapi Kundang segera melepaskan pelukan ibunya dan mendorongnya hingga terjatuh. "Wanita tak tahu diri, sembarangan saja mengaku sebagai ibuku", kata Malin Kundang pada ibunya. Malin Kundang pura-pura tidak mengenali ibunya, karena malu dengan ibunya yang sudah tua dan mengenakan baju compang-camping. "Wanita itu ibumu?", Tanya istri Malin Kundang. "Tidak, ia hanya seorang pengemis yang pura-pura mengaku sebagai ibuku agar mendapatkan harta ku", sahut Malin kepada istrinya. Mendengar pernyataan dan diperlakukan semena-mena oleh anaknya, ibu Malin Kundang sangat marah. Ia tidak menduga anaknya menjadi anak durhaka. Karena kemarahannya yang memuncak, ibu Malin menengadahkan tangannya sambil berkata "Oh Tuhan, kalau benar ia anakku, aku sumpahi dia menjadi sebuah batu". Tidak berapa lama kemudian angin bergemuruh kencang dan badai dahsyat datang menghancurkan kapal Malin Kundang. Setelah itu tubuh Malin Kundang perlahan menjadi kaku dan lama-kelamaan akhirnya berbentuk menjadi sebuah batu karang.

Nah itu tadi cerita Malin Kundang, menarik bukan ceritanya? Kita sebagai anak haruslah menghormati orangtua kita, jangan sampai kita durhaka terhadap kedua orangtua kita, Sejelek dan setua apapun orangtua kita, mereka tetaplah orangtua kita yang telah membesarkan kita. Sayangilah orangtuamu dan hormatilah mereka :-)